Mbah Muhdin, Kakek Penjual Jagung Rebus Yang Rela Mengayuh Sepeda Hingga 9 KM!

 

(Gambar 1 : Mbah Muhdin, penjual jagung manis rebus di Malang)

    Mbah Nur Muhdin atau biasa yang dipanggil mbah Muhdin merupakan kakek penjual jagung manis rebus yang berusia sekitar 70 tahun-an. Beliau tinggal di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Mbah Muhdin mempunyai 2 anak yang sudah berkeluarga semua. Adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan semua kegiatan dilakukan di rumah, adanya pembatasan keluar masuknya ke kota, dan banyaknya yang kehilangan pekerjaan tetapnya membuat semua orang harus putar otak untuk bisa menghasilkan uang. Hal ini dialami oleh Mbah Muhdin yang mengharuskan beliau untuk mencari pekerjaan baru demi menghidupi keluarganya di tengah pandemi Covid-19 kemaren. Mbah Muhdin mulai berjualan jagung rebus pada tahun 2021, yaitu pada saat pandemi. Beliau berjualan di Jalan Mayjen M Wiyono, Kota Malang atau di dekat pom bensin Rampal. Beliau berjualan dengan menggunakan sepeda ontel, kira-kira jarak rumah dari tempat berjualannya sekitar 9 KM. beliau mengayuh sepeda sejauh itu demi berjualan jagung rebus agar dapat memenuhi perekonomian keluarganya. Saat saya wawancarai alasan mengapa beliau berjualan di tempat yang jauh adalah karena daerah Kota Malang ramai pembelinya, jadi hal ini menjadi pertimbangan beliau. 

    Mbah Muhdin berjualan mulai pukul 8.30 WIB atau juga terkadang mulai pukul 9.30 WIB. Untuk waktu pulangnya sendiri tergantung habisnya jagung rebus atau dirasa sudah laku banyak beliau langsung kembali ke rumahnya. Satu biji jagung manis rebus dijual dengan harga empat ribu rupiah. Setiap harinya beliau membawa banyak jagung manis rebus di kotak yang sudah disediakan, kotak ini mampu menahan panas karena tertutup rapat, sehingga saat beli siangpun jagung manis rebus masih tetap hangat dan enak untuk disantap. Awalnya Mbah Muhdin membeli jagung manis di tengkulak, yaitu di Desa Karangjambe, Tumpang, kemudian beliau merebus sendiri di rumahnya. Untuk merebus jagung manis ini sekitar 15-20 menit hingga jagungnya benar-benar matang. 

(gambar 2 : Mbah Muhdin sedang menyiapkan jagung rebus)

Selain terkenal dengan kerja keras dan ramah tamahnya, Mbah Muhdin juga sangat dermawan, ketika jagung rebusnya tidak habis terjual, beliau biasanya menaruh jagung tersebut di Masjid terdekat untuk dibagi-bagikan ke masyarakat sekitar. Dalam seharinya beliau rata-rata mendapatkan uang 60 ribu rupiah dari hasil berjualan jagung rebus ini, bukan uang yang banyak, tetapi menurut beliau cukup untuk digunakan sehari-harinya. Alhamdulillah jagung rebus beliau tidak pernah tidak laku, walaupun pernah laku sedikit tetap disyukuri karena masih membawa uang ke rumah. Usia tidak menghalangi beliau untuk mencari nafkah dengan mengayuh sepeda sejauh itu hanya untuk berjualan jagung rebus, sifat pekerja keras dan tanggung jawab beliau patut dicontoh oleh anak-anak muda sekarang. Melalui kisah Mbah Muhdin ini, harusnya dapat dijadikan sebagai tamparan agar kita tidak menjadi anak muda yang gemar bermalas-malasan. Yang sudah berusia lanjut saja masih semangat untuk kerja apalagi kita-kita yang masih muda ini harus segera menghapus sifat mager dan sekadar rebahan saja dan memulai dengan selalu semangat dan pekerja keras. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cocok untuk Pecinta Kpop, Di Kota Malang dibuka Lawson!Minimarket yang Menjual Makanan Korea dan Jepang

Bukan Sembarang Nasi Bungkus, Shugoku Restaurant Menjual Nasi Bungkus Next Level Ala Jepang!!!

Tips Dan Trick Bagi Kamu, Mahasiswa yang suka ngantuk saat kuliah siang dan sore!!!